Instalasi WordPress di Debian 9 dan Konfigurasi VirtualHost

Praktik yang harus dilakukan adalah:

  1. Praktik Instalasi Database Server
  2. Praktik Instalasi phpmyadmin
  3. Praktik Instalasi WordPress
  4. Praktik membuat VirtualHost untuk WordPress

Praktik 1. Instalasi Database Server

Langkah 1. Instalasi Database Server

Nama paket: mysql-server

Pengujian MySQL Server, gunakan password root  sistem.

Database Server telah terinstal dan dapat digunakan.

Langkah 2. mengganti password root agar berbeda dengan password root untuk sistem

paasword root untuk mysql adalah 123456

alternatif perintah untuk mengganti password root mysql:

Praktik 2. Instalasi phpmyadmin

Langkah 1.  Instalasi phpmyadmin

Untuk dapat mengorganisasi database melalui web, salah satu aplikasinya adalah phpmyadmin

Saat instalasi akan diminta input password untuk user phpmyadmin, silakan inputkan passwordnya dan dicatat!

Dan akan ada pemilihan Web Server, silakan pilih Apache2

Langkah 2. Pengujian phpmyadmin dari browser:

Dengan demikian phpmyadmin sudah dapat digunakan.

Jika phpmyadmin tidak dapat diakses melalui browser, bisa dicoba menginstall libapache2-mod-php

Praktik 3. Instalasi WordPress

Langkah 1. Unduh WordPress

Ada beberapa cara unduh WordPress di Debian.

  1. Langsung install dari Debian, tentunya Anda harus terkoneksi dengan jaringan internet dan update repository
  2. Unduh dari websitenya, bisa menggunakan browser, lalu copy ke server Anda
  3. Unduh langsung dengan menggunakan perintah wget, tentunya Anda harus tekoneksi dengan internet.

Langkah 2. mekarkan file wordpress

Langkah 3. copy wordpress ke /var/www/html

Langkah 4. Ubah hak akses kepemilikan dengan perintah chown, dan ubah hak akses direktori dengan perintah chmod

Langkah 5. buat database untuk wordpress, misalkan = wordpressku, dengan menggunakan phpmyadmin atau akses mysql dari terminal.

Langkah 6. copy file wp-config-sample.php menjadi wp-config.php, kemudian edit.

Langkah 7. instalasi wordpress, buka browser ketikkan IP_Anda/wordpress (nama direktori di /var/www/html)

Instalasi WordPress sudah berhasil.

Praktik 4. Membuat VirtualHost untuk WordPress

Yang sebelumnya untuk akses wordpress digunakan IP Server, maka dengan konfigurasi VirtualHost, akan bisa diakses menggunakan sub domain.

Langkah 1. menambahkan alamat sub domain di file konfigurasi /var/cache/bind/db.tekaje.net

Langkah 2. menambahkan alama pointer di file konfigurasi /var/cache/bind/db.172.20

Langkah 3. membuat file blog.tekaje.net.conf di /etc/apache2/sites-availabe/ , kemudian edit file tersebut.

Buatlah entri VirtualHost seperti berikut:

Langkah 4. aktifkan Virtualhost yang dibuat.

Langkah 5. restart layanan web server dan restart layanan DNS Server

Langkah 6. pengujian sub domain

Langkah 7. Pengujian dari klien Windows

Silakan dipraktikkan, baca secara teliti!

Silakan semua server yang telah dikonfigurasi dibuatkan VirtualHost-nya. Seperti FTP Server , File Server dan Mail Server yang akan dipraktikkan setelah kompetensi ini selesai.

Kamu Pasti bisa!

Konfigurasi DNS Server di Debian 9

DNS adalah singkatan dari Domain Name System, yaitu sebuah sistem yang menyimpan semua informasi data dari domain atau hostname dalam sebuah jaringan, tanpa adanya DNS, maka domain tidak bisa mentranslate atau menerjemahkan domain ke alamat IP.

PRAKTIKUM

Langkah 1. Instal paket bind9

Langkah 2. Buat domain: tekaje.net. File konfigurasi /etc/bind/named.conf.local

Buat forward zone dan reverse zone seperti contoh:

Langkah 3. salin file /etc/bind/db.local ke /var/cache/bind/db.tekaje.net

Langkah 4. Edit file /var/cache/bind/db.tekaje.net

Buat data forward seperti berikut:

Langkah 5. salin fie db.tekaje.net menjadi db.172.20 yang ada di /var/cache/bind/

Langkah 6. Edit file /var/cache/bind/db.172.20

Buat data reverse seperti berikut:

Langkah 7. Periksa data konfigurasi pada file named.conf.local, db.tekaje.net dan db.172.20 dengan perintah named-checkconf -z

Dari keterangan di atas, semua data konfigurasi sudah benar.

Langkah 8. tambahkan DNS nameserver dari server Anda pada file resolv.conf 

Langkah 9. restart layanan bind9

Langkah 10. Pengujian DNS Server dengan perintah netstat, nslookup, dan dig

memastikan port 53 aktif

pengujian dengan nslookup

lakukan pengujian dengan perintah dig, amati hasilnya!

Langkah 11. Pengujian dari jaringan

Dari klien Windows, sesuaikan subnet dengan menambahkan IP DNS Server : 172.20.1.152 atau secara otomatis jika DHCP Server sudah ada.

Instalasi Web Server menggunakan Apache2

Server web atau yang dalam bahasa inggris disebut web server adalah merupakan perangkat lunak (software) dalam server yang berfungsi untuk menerima permintaan (request) berupa halaman web melalui protokol HTTP dan atau HTTPS dari client yang lebih dikenal dengan nama browser, kemudian mengirimkan kembali (respon) hasil permintaan tersebut ke dalam bentuk halaman-halaman web yang pada umumnya berbentuk dokumen HTML.

Praktikum.

Langkah 1. Instalasi paket Apache2

Setelah instalasi apache2, maka otomatis web server sudah aktif. Cek dengan menuliskan alamat web server pada browser.

Langkah 2. Pengujian dengan merubah isi dari file index.html, yang secara default letaknya di /var/www/html/html.index.

copy file index.html menjadi index.html.asli

Buat contoh halaman web, bisa menggunakan perintah cat atau edit file dengan nano

Akses dari browser

Untuk merestart layanan web server gunakan perintah:

Konfigurasi Samba Server

Praktikum Samba Server

Langkah 1. install paket samba

langkah 2. install paket samba untuk klien

Langkah 3. cek status layanan samba

Langkah 4. membuat user baru atau gunakan user yang sudah ada

Langkah 5. konfigurasi file /etc/samba/smb

buat konfigurasi diakhir baris, contoh seperti berikut:

 

Langkah 6. restart layanan samba server

Langkah 7. jalankan smbclient untuk melihat direktori yang dishare pada konfigurasi

 

Langkah 8. Pengujian dari Windows, bisa menggunakan Windows Explorer, ketikkan pada address bar: \\172.20.1.152

 

 

Catatan:

Konfigurasi samba bisa disesuaikan dengan kebutuhan.

Konfigurasi Remote Server di Debian 12

Selain menggunakan telnet, untuk remote server dapat menggunakan protokol SSH, protokol Secure Shell (SSH) merupakan sebuah protokol jaringan kriptografi untuk komunikasi data yang aman, login antarmuka baris perintah, perintah eksekusi jarak jauh, dan layanan jaringan lainnya antara dua jaringan komputer.

Langkah 1. Install paket openssh-server

Langkah 2. Copy file konfigurasi file /etc/ssh/sshd_config ke /etc/ssh/sshd_config.d/

Langkah 3. Edit file konfigurasi

Ubah konfigurasi menjadi:

Langkah 4. restart layanan ssh

langkah 5. pengujian ssh

Dari klien Windows bisa menggunakan program Putty

Setelah berhasil login, Anda sudah dapat mengadministrasi server.

Konfigurasi FTP Server dengan vsftpd

Ada beberapa paket FTP Server, diantaranya vsftpd, proftpd, dan pureftpd.

Praktikkum kali ini akan dibahas konfigurasi FTP Server dengan vsftpd.

PRAKTIKUM 1. FTP SERVER UNTUK ANONYMOUS

Langkah 1. Instalasi paket vsftpd

Langkah 2. konfigurasi file /etc/vsftpd.conf

Konfigurasi agar siapa saja (anonymous) dapat mengakses server.

Langkah 3. Buat/copy file/direktori ke /srv/ftp agar dapat diakses oleh pengguna.

Langkah 4. Restart layanan vsftpd

Langkah 5. Pengujian dari klien

 

PRAKTIKUM 2. FTP SERVER DENGAN AKSES USER

Langkah 1. konfigurasi agar ftp dapat diakses dengan user

Langkah 2. Buat user baru

Langkah 3. Buat file/folder

Langkah 4. Restart layanan vsftpd

Langkah 5. Pengujian FTP Server

Dengan mengkatifkan akses oleh user tertentu maka secara default akan diarahkan ke home direktori akun yang digunakan.

Konfigurasi DHCP Server di Debian 9

Setelah memahami konfigurasi IP Address dan Subnetting, maka praktikum selanjutnya adalah membuat DHCP Server.

Langkah 1. Mencari paket isc-dhcp-server

Langkah 2. Instalasi isc-dhcp-server

Langkah 3. konfigurasi dhcp pada file dhcpd.conf

konfigurasi dhcp sesuai subnet yang digunakan

Langkah 4. menentukan interface yang akan digunakan pada file /etc/default/isc-dhcp-server

Sesuaikan dengan nama interface pada kartu jaringan Anda, dalam contoh menggunakan interface: enp0s3

Langkah 5. restart layanan dhcp

Dengan demikian konfigurasi DHCP server sudah benar dan sudah dapat digunakan.

Konfigurasi IP Address di Debian 9

Ada perbedaan konfigurasi IP Address di Debian 9 dengan versi Debian sebelumnya yaitu Debian 8.
Pada Debian 9, tidak ditemukan penamaan interface dengan nama eth0, tapi sudah berubah penamaannya disesuaikan dengan nama yang menggabungkan lokasi fisik dari konektor perangkat keras.

Namun jika Anda mau, penamaan interface tersebut dapat diganti kembali menjadi eth0

Langkah 1.

Praktikkan seperti perintah berikut:

Gambar 1. Perintah untuk mengetahui nama interface

Dari contoh di atas, maka nama interfacesnya adalah enp0s3.

langkah 2.

Selanjutnya adalah konfigurasi IP Address, dengan cara edit file:

#nano /etc/network/interfaces

Gambar 2. Konfigurasi IP Address

Untuk menon-aktifkan fungsi pengalamatan otomatis, berikan tanda # pada 2 baris seperti pada gambar. Selanjutnya ketikkan konfigurasi seperti contoh.

Langkah 3.

Agar IP Address bisa aktif, restart layanan pada network, dengan perintah:

#/etc/init.d/networking restart

Selanjutnya ketikkan perintah:

#ifconfig

maka hasilnya seperti berikut:

Memahami Subnetting pada IPV4

Untuk menghitung subnet, kita harus memahami karakteristik setiap kelas IP Address.
Dalam kesempatan ini akan dibahas berkenaan dengan Subnet IP Address Kelas C.

Karakteristik IP Address kelas C :

  1. Blok Network ID pada byte 1, byte 2, dan byte 3
  2. Blok Host ID pada byte 4
  3. Mempunyai range IP : 192 s.d. 223
  4. Subnet mask default 255.255.255.0 atau CIDR /24
  5. Alokasi untuk IP Privat : 192.168.0.0 s.d. 192.168.255.255
Contoh menghitung subnet:

Soal :
Hitung Subnet dari 192.168.1.0/25

Jawab :

Langkah 1.

Tentukan terlebih dahulu subnet mask-nya, karena menggunakan CIDR /25 berarti mempunyai bit 1 sebanyak 25, yaitu :

11111111.11111111.11111111.10000000 atau 255.255.255.128

Dari hasil di atas, harus DIINGAT bahwa perubahan hanya ada pada byte 4, sehingga didapat : bahwa jumlah bit 1 pada byte 4 berjumlah 1 dan bit 0 pada byte 4 berjumlah 7.

selanjutnya  jumlah bit 1 kita beri variabel “x” dan jumlah bit 0 kita beri variabel “y”,
sehingga nilai x : 0 dan y : 7 (jumlah ini menentukan penghitungan selanjutnya)

Langkah 2.

Selanjutnya kita hitung jumlah subnet dengan ketentuan 2x, karena nilai x : 1, sehingga :

2x = 21 = 2

Langkah 3.

Kemudian tentukan jumlah host setiap subnetnya, dengan ketentuan 2y – 2, karena nilai y : 7, sehingga :

2y – 2 = 27 – 2 = 128 – 2 = 126

Langkah 4.

Tentukan jumlah blok subnet, dengan ketentuan 256 dikurangi jumlah subnet mask pada byte 4, sehingga :

256 – 128 = 128
sehingga blok subnet nya dimulai dari 0 dan kelipatan 128, yaitu 0 dan 128, maka dapat ditentukan:
subnet 1 : 192.168.1.0
subnet 2 : 192.168.1.128

Langkah 5.

Yang terakhir kita tentukan jumlah host yang dapat digunakan pada setiap subnet-nya

subnet 1 subnet 2
subnet 192.168.1.0 192.168.1.128
Host pertama 192.168.1.1 192.168.1.129
Host terakhir 192.168.1.126 192.168.1.254
Broadcast 192.168.1.127 192.168.1.255

Dari penghitungan di atas, maka :

Alokasi host yang dapat digunakan setiap subnetnya adalah 126 host, dimulai dari 192.168.1.1 s.d. 192.168.1.126 pada subnet ke 1.

Kesimpulan :

  • Dalam menghitung subnet harus diperhatikan Subnet Mask (CIDR) yang digunakan
  • Perhatikan jumlah bit 1 dan bit 0 pada byte 4
  • Untuk nilai Broadcast dapat ditentukan dari byte 4 pada subnet berikutnya dikurang 1, contoh: karena subnet berikutnya setelah 192.168.1.0 adalah 192.168.1.128, maka  128 – 1 : 127. Sehingga Broadcastnya adalah 192.168.1.127

Referensi :

  • romisatriawahono.net
  • wikipedia.org

Memahami Terminal, Absolute Path dan Relative Path di Linux

Praktikum Perintah Dasar Linux menggunakan Debian 9.

Buka terminal, lalu akan didapati seperti berikut:

Di dalam terminal area terdapat prompt yang diakhiri dengan kursor untuk tempat mengetikkan perintah Linux. Di terminal area ini juga akan tampil hasil dari perintah yang digunakan.

Keterangan prompt:

jehabe = nama user yang sedang aktif saat ini

debian = nama komputer (hostname)

~ = direktori yang sedang aktif, tanda ~ menunjukkan bahwa Anda sedang berada di direktori /home

$ = menunjukkan bahwa Anda login sebagai user biasa, jika kemudian Anda login sebagai root maka tanda prompt akan berubah menjadi #


Mengenal Absolute Paths dan Relative Paths

Absolute Paths

Path berarti jalan atau jalur, dalam hal ini adalah jalur sebuah direktori dalam hirarki sistem Linux. Absolute path berarti sebuah jalur dimulai dari root ( / ) dan direktori yang berada dibawahnya.

Dari contoh direktori pada gambar yaitu: /home/jehabe , berarti diibawah root ( / ) terdapat direktori yang bernama home, dibawahnya terdapat direktori jehabe, dan dibawahnya terdapat direktori data, laporan dan tugas, dan seterusnya hingga sampai pada direktori yang dituju.

Relative Paths

Relative path berarti, sebuah jalur tidak dimulai dari root, tetapi dari posisi direktori terakhir.

Dari contoh di atas, direktori aktif adalah /home/jehabe . Karena Anda saat ini berada pada home direktori, maka jika inigin melihat isi direktori data tidak perlu menyertakan tanda / (slash), cukup mengetikkan: ls -l data